Senin, 20 April 2020

Selangkah demi selangkah menyusun publikasi ilmiah

Resensi Buku "Menjadi Guru Penulis"

Sebagaimana diketahui bahwa publikasi ilmiah adalah beberapa jenis karya ilmiah yang dipublikasikan. Adapun jenis publikasi ilmiah adalah sebagai berikut.

(1) presentasi pada forum ilmiah;
(2) publikasi  hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal; dan
(3) publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan/atau pedoman guru.

Publikasi karya tulis ilmiah guru terdiri dari
a. Laporan hasil penelitian
b. Tinjauan ilmiah
c. Tulisan ilmiah popular
d. Artikel ilmiah

Dalam buku berjudul "Menjadi guru penulis, selangkah demi selangkah dalam menulis laporan PTK, Modul, Karya ilmiah populer dan Buku" yang ditulis oleh Haryono, membagi bikin dalam 5 bab pembahasan.

Bab pertama tentang sudah saatnya guru menulis. Sebuah pendahuluan bahwa guru penulis adalah guru profesional, mengenal karya tulis ilmiah, dan publikasi karya tulis ilmiah.

Bab kedua tentang menulis laporan PTK, memahami PTK dan langkah-langkah menyusun laporan PTK. Disambung bab ketiga tentang menulis artikel ilmiahnya populer di media massa, apa yang menjadi tema tulisan sampai kiat tulisan dimuat tersaji lengkap.

Bab empat tentang menulis modul dan bab terakhir mengupas tuntas menulis buku. Langkah menuliskan buku modul dan menulis buku tersaji lengkap pula di buku ini.

Buku terbitan GavaMedia ini menyajikan pembahasan yang memang sangat diperlukan guru yang ingin meningkatkan kualitas menulisnya untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan. Buku ditulis selangkah demi selangkah disertai contoh ini membuat pembaca mudah untuk praktek langsung setelah membaca buku ini.

Senin, 13 April 2020

101 JURUS


Suer! Di dalam buku ada sejumlah 101 jurus jitu untuk menjadi guru hebat. Dibagi dalam 9 bab yaitu: persiapan sebelum mengajar, meningkatkan wibawa dan kredibilitas, menarik simpati pelajar, memahami siswa, menumbuhkan solidaritas dan kebersamaan, meningkatkan disiplin, kiat memberikan tugas, meningkatkan ruhiyah, dan mendinamiskan kelas.
Buku setebal 319 halaman ini memuat kiat guru untuk menjadi hebat. Hebat untuk dirinya, peserta didik, dan menambah amunisi semangat buat para guru untuk mencintai profesinya. Buku ini baik juga dibaca oleh para calon guru untuk memantapkan niatnya dalam menekuni ilmu kependidikan.
Diawali dengan jurus 1 untuk meluruskan niat sebagai guru karena hidup adalah pilihan. Untuk guru, dunia belajar mengajar adalah dunia yang ditekuni, wajib dikembangkan serta di-update sesuai kebutuhan dan tantangan masa depan. Totalitasnya (jurus 4), optimis (jurus 13), dan jangan sering mengeluh (jurus 14).
Di bagian bagian akhir buku ini adalah tentang bagaimana mendinamiskan kelas. Mulai dari keterampilan membuka pelajaran (jurus 89), strategi mengajar (jurus 99), dan pelibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran (jurus 101).
Secara keseluruhan, isi buku ini tergolong komplit untuk sebuah buku dalam bidang pendidikan. Kepiawaian Penulis buku ini dalam menerjemahkan judul buku sangat mendetail. Sang penulis asal Purworejo ini pun ternyata sudah banyak menulis buku sebelumnya dan diterbitkan di Penerbit Mayor.
Keterangan buku,
Judul: 101 Jurus Jitu Menjadi Guru Hebat
Penulis: HARYONO
No. ISBN: 9786023131280
Penerbit: Ar-Ruzz Media
Terbit: Desember - 2017

Sabtu, 04 April 2020

Jangan Jadi Kepala Sekolah Nyebelin! (Tips Bagi Kepala Sekolah Agar Terhindar Dari Gunjingan Anak Buah)

Nyebelin bisa berarti mendongkol (karena tidak senang, kecewa, dan sebagainya); kesal hati; sebal. Menjadi kepala sekolah yang nyebelin artinya sikap sang pimpinan yang membuat orang yang dipimpinnya menjadi tidak senang.

Manusia memang tidak ada yang sempurna. Pun begitu kepala sekolah. Selain untuk bisa menjadi kepala sekolah melewati serangkaian proses yang panjang, setelah jadi pun banyak tantangan yang dihadapi. Diantaranya anak buah, atau rekan kerja satu sekolah di bawah pimpinannya.

Namun begitu, ada baiknya tahu dan mengerti apa sebenarnya yang tidak disukai guru pada pimpinan di sekolahnya tersebut. Setidaknya bisa terhindar dari gunjingan buruk anak buah yang tidak puas dengan kinerja sang menejer sekolah yang dianggapnya nyebelin.

1. Jangan sok kuasa
Mentang mentang sudah jadi kepala sekolah, bersikap sok kuasa pada anak buah. Menganggap mereka hanya sebagai bawahan yang harus tunduk pada perintah dan wewenangnya. Sok kuasa pada segala permasalahan dan keputusan yang harus diambil tanpa mendengar masukan dari rekan kerja adalah cara yang salah.

2. Jangan cuma omdo
No action talk only alias omong doang. Melakukan perencanaan secara matang adalah hal pertama yang paling penting. Tapi jika kemudian hanya sekedar perintah sana perintah sini tanpa mau bergerak membantu sedikit pun, bisa menimbulkan gunjingan dari anak buah bahwa pimpinan nya hanya bisa sekedar perintah tanpa mau bersusah payah sedikit pun

3. Manfaatkan kedekatan emosional
Gimana rasanya jika punya leader yang kaku, sok jaim, minim candaan, dan saklek no kompromi? Akh, pastinya akan tidak mengenakkan ketika bekerja. Pun begitu jika Kepala sekolah tidak memiliki kedekatan emosional pada anak buah. Relasi dan komunikasi yang kurang antar individu akan membuat suasana menjadi tidak nyaman. Kalau orang Jawa bilang "kudu bisa ngrogoh atine" sebelum memerintah. Cara pendekatan emosional bisa dilakukan dengan kelakar/candaan, serius tapi santai, dan akrab.

4. Sering Mengapresiasi
Mengapresiasi kinerja anak buah adalah sebuah kewajiban pimpinan. Apresiasi itu bukan harus berwujud hadiah tapi cukup dengan pujian, sanjungan, dan ucapan terima kasih atas usaha yang telah dilakukan. Apresiasi dari sang leader tersebut akan meningkatkan kualitas kinerja karena mereka menganggap apa yang telah dilakukan mendapat perhatian dan dukungan dari pimpinan.

Kamis, 13 Desember 2018

Sepatu Tara

Judul Buku: SEPATU TARA
Kategori Buku: Fiksi - Kumpulan Cerpen Untuk Anak

Sinopsis:

 “Bundaaa…!” Nesia berlari ke balik punggung ibunya. Tara mengejar dengan marah dan mata melotot.  Sepatu baru Tara yang baru seminggu dipakai dibuang sebelah oleh Nesia, kakak perempuannya. 

Bunda Reina dan Tara sudah mencoba mencari ke semua tempat. Bahkan sampai ke kebun belakang pun tidak juga ditemukan. Nesia tetap tutup mulut tidak mau menunjukkan di mana ia membuang sepatu itu.

Apa sebenarnya  alasan Nesia membuang sepatu Tara? Apakah sepatu Tara yang sebelah dapat kembali ditemukan? Ikuti kisahnya di cerpen Sepatu Tara.

Masih ada 13 cerpen menarik lainnya, karya dari  7 guru sekolah dasar yang merupakan anggota Komunitas Guru SD Menulis.
***

Buku kumpulan cerita pendek ini hadir sebagai bentuk eksistensi kami sebagai sebuah komunitas menulis, juga keprihatinan kami sebagai guru di sekolah dasar yang melihat masih minimnya buku bacaan untuk anak-anak terutama di sekolah kami masing-masing.

Semoga apa yang tersaji di buku ini dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi anak didik kami dan menjadi penyemangat bagi kami untuk terus berkarya.
***
Penulis:
1. Sri Mulatsih (Guru SDN Plaosan Bruno),
2. Uzlifatul Rusydiana (Guru SDN Magersari 2 Kota Mojokerto),
3. Teguh Yuli Fitrianto (Guru SDN Prapaglor Pituruh)
4. Sri Pamungkas Sulistianawati (Guru SDN Kalikotes Pituruh),
5. Eka Octavia (Guru SDN Pekutan Bayan),
6. Fatkhan Anis (Guru SDN Girigondo Pituruh),
7. Ngadimah (Guru SDN Tangkisan Bayan).
***

Judul Buku: SEPATU TARA
Kategori Buku: Fiksi - Kumpulan Cerpen Untuk Anak
Penerbit: Penerbit Hanami
Ukuran Buku: 14x21cm, Tebal: 133 halaman
Cetakan ke-1 Desember 2018
No. ISBN: 977-602-5729-52-2

Open Pre Order
12 -  22 Desember 2018
Harga Rp. 37.800 (selama masa Pre Order)
Harga Rp. 42.000 (harga normal)
Pemesanan hub. wa 081328835359 (Dede Awan)


Sabtu, 10 November 2018

AYO IKUTAN NUBAR (NULIS BARENG) BUKU KUMPULAN CERPEN UNTUK ANAK SD JILID 2

Sukses membukukan "Kumpulan Cerpen Untuk Anak SD," diterbitkan Penerbit Kun Fayakun dengan nomor ISBN 978-602-5925-68-9, Komunitas Guru SD Menulis kembali mengadakan event nulis bareng buku bertajuk "Kumpulan Cerpen Untuk Anak SD Jilid 2." GRATIS tidak dipungut biaya penerbitan. Kuota 20 cerpen.
Ketentuan umum berprofesi sebagai guru SD/sederajat baik di sekolah negeri atau swasta, ketentuan khusus sbb:

1. Cerpen ditujukan untuk bacaan anak-anak kelas 4-6 SD, cerpen ASLI karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.
2. Tema cerpen bebas tentang dunia anak, bukan fabel atau cerita fantasi, tidak mengandung pornografi, tidak menyinggung pihak tertentu, no SARA.

3. Naskah cerpen diketik dalam MS Word, Times New Roman 12, spasi 1,5. Minimal naskah 3 halaman A4. Disertai foto diri dan biodata dalam bentuk narasi.
Dikirim ke email dedeawanap@gmail.com dan konfirmasi pengiriman ke wa 081328835359 untuk bergabung ke grup. Satu orang hanya diperkenankan mengirim 1 cerpen.

4. Kami berhak mengoreksi/memperbaiki naskah tanpa mengurangi esensi cerita demi tercapainya naskah yang benar-benar LAYAK untuk diterbitkan.
Ayo...! Buruan kirimkan cerpenmu..!

Purworejo, November 2018
Penanggungjawab event
Dede Awan Aprianto


Minggu, 22 Oktober 2017

Ajari Aku Cara Meng-hoax-kanmu

Anti Hoax Sang Pendidik

Ajari aku cara mencintaimu. Begitulah kata Rangga atau lengkapnya Rangga Dwi Pangga, anak tetangga sebelah rumah yang menginjak remaja, merasa tersiksa dan sesak dadanya karena kehadiran sosok Cinta dalam hidupnya.

Sayangnya, asmara Rangga pada Cinta bertepuk sebelah tangan. Gayuh tak bersambut. Kasih tak sampai. Kesengsaraan kian menyelimuti hari hari Rangga Dwi Pangga. Bagai nestapa tiada berujung, makin rapuhlah Rangga. Diketahuinya kini kalau Cinta sudah menjadi milik Arya Kamandanu, sahabat karibnya sendiri.

Hal ini diketahui Rangga saat membuka facebooknya. Sinta memosting foto dirinya saat bersama Arya. Melihat itu, Rangga langsung menyimpulkan kalau Cinta dan Arya kini sudah jadian. Menjadi sepasang kekasih. Apalagi di foto itu ada tulisan "Akhirnya jadi juga!!!". Tanpa kroscek kebenaran data, validitas data foto mesra itupun dijadikan pedoman bagi Rangga untuk merayakan rasa patah hatinya dengan bermuram durja, ditemani tembang ditinggal rabi dan jaran goyang.

Itulah sepenggal kisah Rangga, korban cinta. Atau lebih tepatnya, korban hoax. Karena sebenarnya, antara Cinta dan Arya tidak jadian menjadi sepasang kekasih. Itu adalah upaya Cinta untuk memupus harapan Rangga. Agar tak lagi mengharapkan Cinta, karena sebenarnya Cinta sama sekali tak menyukai Rangga.

Setelah kebenaran data terungkap, menyesallah Rangga meratapi kebodohan dirinya memercayai sesuatu tanpa mengkroscek kebenarannya. Berbekal dari pengalamannya itu maka Rangga kini berujar, ajari aku cara meng-hoax-kanmu.


Kejadian yang menimpa Rangga hanyalah merugikan dirinya sendiri. Coba bayangkan, Jika anda menerima berita hoax dan kemudian menyebarluaskannya ke khalayak, dan orang ramai membicarakannya serta menimbulkan kegaduhan dan keresahan, dan kemudian terprovokasi dengan berita yang anda share itu, maka anda menjadi biang keladi kekacauan yang mungkin memang sengaja diciptakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Dengan makin banyaknya masyarakat pengguna ponsel pintar, kemudahan mendapatkan informasi secara digital melalui dunia maya juga semakin mudah. Hampir dipastikan setiap orang pengguna ponsel pintar memiliki akun media sosial semacam facebook, instagram, watsapp dan beragam fitur aplikasi lainnya yang dapat dengan mudahnya di unduh di apps store.

Pasar industri sepertinya telah mempelajari tipologi orang Indonesia yang tidak gemar membaca sebuah tulisan dalam jumlah kata yang terlalu banyak. Maka orang Indonesia lebih senang membaca postingan teman dunia mayanya yang mengetikkan jumlah kata yang hanya sekilas dan tidak perlu mengernyitkan dahi untuk memahami maknanya. Maka dimana-mana kita melihat orang berkutat dengan ponsel di genggaman tangannya untuk sekedar membuka w.a. masuk, ketimbang membaca surat kabar apalagi buku yang menghadirkan informasi yang bermanfaat baginya.

Anda bisa hitung sendiri, berapa rupiah budget yang anda keluarkan untuk membeli paket data internet supaya anda tetap online, terhubung dengan jaringan internet. Bahkan tempat-tempat umumpun ramai-ramai menyediakan wi-fi gratis untuk mereka-mereka yang keranjingan online. Jika anda offline, itu berarti anda menghilang dari peredaran jaringan pertemanan yang anda bangun jauh lebih erat daripada persahabatan itu sendiri.

Dampak negatif dari berkembangnya tekhnologi informasi tidak dibarengi dengan pembaharuan dalam pola pembelajaran di sekolah-sekolah formal. Di jaman orang yang hanya tinggal berkata “Ok google” saja bisa mencari informasi apapun yang diinginkannya, masihkah kita dapati di sekolah-sekolah para siswa diberi tugas mencatat, beri tugas tinggal bergegas?

Maka para siswa lebih senang mengutak-utik gawainya daripada membolak-balik buku pelajaran mereka di sekolah. Mereka lebih senang membaca berita di facebook, twitter, yang di share oleh teman mereka. Mereka mungkin tidak bisa membedakan mana berita benar, mana berita hoax.

Cara mengidentifikasi hoax.

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengidentifikasi sebuah berita, apakah termasuk berita hoax atau bukan (Oik Yusuf, 2017):

1. Judul berita yang provokatif

Berita hoax kerapkali membubuhi judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa dicomot dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.

2. Cermati alamat situs

Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.

Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300. Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai.

3. Periksa fakta

Dari mana berita berasal? Siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi? Sebaiknya jangan lekas percaya apabila informasi bersal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat. Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.

Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.

4. Cek keaslian foto

Di era teknologi digital, bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.

Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.

5. Ikut serta grup diskusi anti-hoax

Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.

Di grup-grup diskusi ini, netizen bisa ikut bertanya apakah suatu informasi merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain. Semua anggota bisa ikut berkontribusi sehingga grup berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga banyak orang.

Dampak Negatif Hoax

Hoax adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut adalah palsu. Salah satu contoh pemberitaan palsu yang paling umum adalah mengklaim sesuatu barang atau kejadian dengan suatu sebutan yang berbeda dengan barang/kejadian sejatinya. Suatu pemberitaan palsu berbeda dengan misalnya pertunjukan sulap; dalam pemberitaan palsu, pendengar/penonton tidak sadar sedang dibohongi, sedangkan pada suatu pertunjukan sulap, penonton justru mengharapkan supaya ditipu (Wikipedia).

Karena Pemberitaan palsu (bahasa Inggris: hoax) adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya (MacDougall, Curtis D. 1958), maka penyebar berita hoax memiliki maksud tujuan tertentu agar orang-orang yang membacanya terpengaruh dalam sebuah penggiringan opini publik untuk tujuan tertentu, dan akan memiliki dampak. Dampak negatif dari berita hoaks (dapoyster.wordpress.com):
1. Merugikan suatu pihak
2. Memberikan reputasi buruk akan seseorang/sesuatu
3. Menyebarkan fitnah
4. Menyebarkan informasi yang salah

Menurut Co-Founder Provetic, Shafiq Pontoh, Hoax akan memberikan dampak negative bagi siapa saja. Kontennya biasanya berisi hal negative, yang bersifat hasut dan fitnah. Hoax akan menyasar emosi masyarakat, dan menimbulkan opini negative sehingga terjadi disintergratif bangsa. Hoax juga memberikan provokasi dan agitasi negative, yaitu menyulut kebencian, kemarahan, hasutan kepada orang banyak (untuk mengadakan huru-hara, pemberontakan, dan sebagainya), biasanya dilakukan oleh tokoh atau aktivitis partai politik, pidato yang berapi-api untuk mempengaruhi massa. Hoax juga merupakan propaganda negative, dimana sebuah upaya yang disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan mempengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki oleh pelaku propaganda (republika.co.id).

Informasi yang dikeluarkan baik orang perorang maupun badan usaha melalui media sosial dan elektronik ketika telah terkirim dan dibaca oleh banyak orang dapat mempengaruhi emosi, perasaan, pikiran  bahkan tindakan seseorang atau kelompok. Sangat disayangkan apabila informasi yang disampaikan tersebut adalah informasi yang tidak akurat terlebih informasi tersebut adalah informasi bohong (hoax) dengan judul yang sangat provokatif mengiring pembaca dan penerima kepada opini yang negatif. Opini negatif, fitnah, penyebar kebencian yang diterima dan menyerang pihak ataupun membuat orang menjadi takut, terancam dan dapat merugikan pihak yang diberitakan sehingga dapat merusak reputasi dan  menimbulkan kerugian materi (Abner dkk, 2017)

Cara Edukatif Memerangi Hoax

1. Literasi Media

Literasi media adalah perspektif yang dapat digunakan ketika berhubungan dengan media agar dapat menginterpretasikan suatu pesan yang disampaikan oleh pembuat berita. Orang cenderung membangun sebuah perspektif melalui struktur pengetahuan yang sudah terkonstruksi dalam kemampuan menggunakan informasi (Pooter, 2011). Juga  dalam pengertian lainnya yaitu kemampuan untuk mengevaluasi dan menkomunikasikan informasi dalam berbagai format termasuk tertulis maupun tidak tertulis. Literasi media adalah seperangkat kecakapan yang berguna dalam proses mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan pesan dalam beragam bentuk. Literasi media digunakan sebagai model instruksional berbasis eksplorasi sehingga setiap individu dapat dengan lebih kritis menanggapi apa yang mereka lihat, dengar, dan baca.

2. Internet Sehat dan Aman

Tujuan gerakan internet sehat adalah untuk memberikan pendidikan kepada pengguna internet untuk menganalisis pesan yang disampaikan, mempertimbangkan tujuan komersil dan politik dibalik citra atau pesan di internet dan meneliti siapa yang bertanggungjawab atas pesan yang diimplikasikan itu. Oleh karena itu, agar gerakan internet sehat dapat berjalan secara optimal maka sangat diperlukan pendidikan berinternet salah satunya adalah pendidikan etika berinternet. Pendidikan internet lebih pada pembelajaran tentang etika bermedia internet, bukan pengajaran melalui media. Pendidikan etika bermedia internet bertujuan untuk mengembangkan baik pemahaman kritis maupun partisipasi aktif, sehingga anak muda sebagai konsumen media internet memiliki kemampuan dalam membuat membuat tafsiran dan penilaian berdasarkan informasi yang diperolehnya. Selain itu anak muda mampu menjadi produser media internet dengan caranya sendiri sehingga menjadi partisipan yang berdaya di komunitasnya (Setiawan, 2012).

Ketika Mendapatkan Sebuah Berita

Ketika mendapatkan sebuah berita, berikut langkah-langkah yang harus dilakukan agar tidak terjebak dengan berita hoax:

1.Cek beberapa sumber

Jangan hanya terpaku pada satu sumber yang kita baca, carilah referensi di sumber lain. Semakin banyak sumber yang kita baca, semakin pintar juga membedakan berita yang benar dan berita hoax.

2. Kenali situs palsu

Perkembangan teknologi yang semakin maju sekarang ini membuat banyak sekali situs-situs baru yang tidak dikenali bermunculan, oleh karena itu kita harus secara pintar bisa menyingkirkan beberapa situs yang palsu tersebut.

Lalu bagaimana kita bisa mengetahui bahwa situs tersebut palsu? Caranya, harus mencari tahu sejarah, profil, hingga kamu googling terlebih dahulu situs tersebut, temukan bukti yang menguatkan bahwa situs tersebut memang mempunyai tujuan hanya untuk memberitakan berita yang positif dan netral serta mengikuti kode etik pers.

Perbanyak kegiatan membaca, perbesar juga rasa ingin tahu kita agar kita bisa dengan mudahnya membedakan mana berita asli dan berita hoax. Jadi, seiring berkembangnya teknologi, kita juga harus menjadi pribadi yang pintar juga dalam pemanfaatannya terutama dalam menyebarkan suatu informasi.

Berita hoax yang dishare oleh orang yang bukan siapa siapa pun bisa dipercaya. Apalagi jika anda seorang guru yang digugu dan ditiru. Tentu orang-orang akan dengan yakin memercayai berita hoax yang anda sebar, karena mereka pikir itu berita yang benar dan bisa dipercaya. Marilah untuk lebih bijak memilih dan memilah informasi sebelum menyeberakannya.

Berita hoax telah merambah semua kalangan. Adalah tugas kita sebagai guru untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat dalam mengedukasi mereka tentang pentingnya mengidentifikasi sebuah berita. Apakah berita tersebut termasuk berita hoax atau bukan berita hoax.

Referensi

1)      Oik Yusuf, Kompas.com - 09/01/2017, 12:43 WIB, http://tekno.kompas.com/read/ 2017/01/09/ 12430037/begini.cara.mengidentifikasi.berita.hoax.di.internet diakses 23/10/2017, 03.05WIB.

2)      Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberitaan_palsu diakses 23/10/2017, 03.15WIB.

3)      https://dapoyster.wordpress.com/2017/02/10/4-dampak-hoax-yang-merugikan/ diakses 23/10/2017, 03.10WIB.

4)      Desy Susilawati,  Winda Destiana Putri http://trendtek.republika.co.id/berita/trendtek/internet/17/04/11/oo7uxj359-begini-dampak-berita-hoax diakses 23/10/2017, 03.20WIB.

5)      Abner, dkk. 2017 https://mti.binus.ac.id/2017/07/03/penyalahgunaan-informasiberita-hoax-di-media-sosial/ diakses 23/10/2017, 03.25WIB.

6)      Setiawan, A. B. (2012). Penanggulangan Dampak Negatif Akses Internet Di Pondok Pesantren Melalui Program Internet Sehat Overcoming Negative Impact of Internet Access in Pondok Pesantren Through Healhty Internet Program.

7)      Krisva Angnieszca http://blog.kurio.co.id/2016/03/03/sudahkah-kita-membaca-dan-menyebarkan-informasi-yang-benar/ diakses 23/10/2017, 03.30WIB.

#antihoax #marimas #pgrijateng